BLACKPANTHER77

OpenAI Tambahkan Fitur Kontrol Orang Tua pada ChatGPT untuk Tingkatkan Keselamatan Remaja

OpenAI Tambahkan Fitur Kontrol Orang Tua pada ChatGPT untuk Tingkatkan Keselamatan Remaja

NexTune - OpenAI mengumumkan rencana peluncuran fitur kontrol orang tua pada ChatGPT dalam waktu satu bulan ke depan. Langkah ini disebut perusahaan sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk memperkuat keselamatan pengguna remaja, terutama setelah munculnya kasus hukum yang menyoroti peran teknologi kecerdasan buatan dalam tragedi pribadi.

Orang Tua Bisa Atur Respons ChatGPT

Melalui fitur kontrol orang tua, pengguna dewasa akan memiliki kemampuan untuk menautkan akun pribadi ChatGPT dengan akun anak remajanya. Dari situ, orang tua dapat mengatur bagaimana ChatGPT merespons anak, termasuk opsi untuk menonaktifkan fitur tertentu, seperti memori percakapan dan riwayat obrolan.

Dengan begitu, orang tua memiliki kendali lebih besar terhadap konten, interaksi, dan batasan yang diterapkan pada akun anak. Menurut OpenAI, mekanisme ini dirancang bukan untuk membatasi kebebasan remaja secara berlebihan, tetapi untuk membangun jembatan kepercayaan antara orang tua dan anak.

Peringatan Otomatis untuk Kondisi Tekanan

Salah satu bagian penting dari pembaruan ini adalah kemampuan ChatGPT untuk menghasilkan peringatan otomatis ketika mendeteksi pengguna remaja berada dalam momen tekanan akut.

OpenAI menjelaskan bahwa fitur ini dikembangkan dengan masukan dari para ahli di bidang kesehatan mental, gangguan makan, penyalahgunaan zat, hingga kesehatan remaja secara umum. Tujuannya adalah memberikan dukungan yang lebih tepat sekaligus mencegah potensi bahaya sebelum situasi memburuk.

Perusahaan menekankan, fitur tersebut tidak dimaksudkan untuk menggantikan peran orang tua atau tenaga profesional, melainkan sebagai lapisan perlindungan tambahan yang bisa membantu mendeteksi tanda-tanda awal masalah serius.

Gugatan Hukum Menjadi Pemicu

Pengumuman terkait kontrol orang tua muncul di tengah sorotan publik setelah OpenAI digugat dalam sebuah kasus yang diyakini sebagai gugatan pertama mengenai kematian keliru akibat peran AI.

Gugatan ini diajukan oleh Matt dan Maria Raine, orang tua seorang remaja bernama Adam yang meninggal dunia karena bunuh diri awal tahun ini. Dalam berkas gugatan, keluarga Raine menuduh bahwa ChatGPT mengetahui empat upaya bunuh diri Adam sebelumnya, namun justru memberikan informasi detail mengenai metode bunuh diri tertentu.

Tidak hanya itu, AI juga diduga memberi saran bagaimana Adam bisa menyembunyikan luka di leher dari upaya sebelumnya yang gagal. Bagi keluarga Raine, hal ini menjadi bukti bahwa ChatGPT berperan dalam memperburuk situasi anak mereka hingga berujung pada tragedi.

Kasus ini menimbulkan perdebatan serius mengenai tanggung jawab perusahaan AI terhadap keselamatan pengguna, terutama anak-anak dan remaja yang lebih rentan terhadap pengaruh percakapan digital.

OpenAI Janjikan Router Keamanan Baru

Selain kontrol orang tua, OpenAI juga berencana untuk menerapkan router baru secara real time. Router ini berfungsi menyalurkan percakapan yang dianggap sensitif ke model penalaran khusus yang dilatih dengan metode deliberative alignment.

Menurut perusahaan, model penalaran ini lebih konsisten dalam mengikuti pedoman keselamatan serta lebih tahan terhadap permintaan berbahaya atau bersifat adu argumentasi.

Artinya, dalam situasi ketika ChatGPT mendeteksi bahwa seseorang mungkin berada dalam kondisi krisis, percakapan tersebut akan otomatis diarahkan melalui model yang lebih aman, tanpa memandang model apa yang sebelumnya dipilih pengguna.

Fokus 120 Hari ke Depan

OpenAI menegaskan bahwa fitur kontrol orang tua hanyalah bagian awal dari rangkaian perbaikan keselamatan yang lebih luas. Dalam pernyataan resminya, perusahaan menyebutkan rencana kerja untuk 120 hari ke depan agar masyarakat dapat mengetahui arah pengembangan yang sedang dilakukan.

“Kami ingin secara proaktif memberikan gambaran rencana untuk 120 hari ke depan, sehingga publik tidak perlu menunggu peluncuran resmi untuk memahami fokus kami,” kata pihak OpenAI.

Lebih jauh, perusahaan menambahkan bahwa perjalanan ini akan berlanjut lebih lama, karena keselamatan pengguna merupakan proses yang terus berkembang seiring dengan pemakaian teknologi AI di kehidupan sehari-hari.

Tantangan AI dalam Menangani Remaja

Langkah OpenAI menambahkan kontrol orang tua menyoroti tantangan besar yang dihadapi industri AI saat ini: bagaimana menyeimbangkan manfaat teknologi dengan risiko penyalahgunaan.

Remaja dikenal sebagai kelompok pengguna yang aktif mengeksplorasi teknologi baru, namun juga lebih rentan terhadap risiko psikologis dan sosial. Interaksi dengan chatbot AI bisa bersifat positif, misalnya memberikan jawaban untuk pembelajaran atau hiburan. Tetapi, di sisi lain, tanpa batasan yang jelas, AI bisa saja menjadi sarana yang memperburuk kondisi emosional remaja yang sedang rapuh.

Dengan fitur baru ini, OpenAI berusaha menunjukkan bahwa mereka tidak hanya fokus pada inovasi teknologi, tetapi juga tanggung jawab etis dalam melindungi pengguna muda.

Reaksi dan Harapan ke Depan

Pengumuman fitur kontrol orang tua mendapat perhatian luas dari publik, terutama kalangan pemerhati anak dan kesehatan mental. Banyak pihak menilai langkah ini sebagai kemajuan penting, meskipun masih perlu pembuktian saat diterapkan secara nyata.

Sebagian pengamat berpendapat bahwa pengawasan manusia tetap menjadi faktor utama dalam menjaga keselamatan remaja. ChatGPT, seaman apa pun, tidak bisa sepenuhnya menggantikan peran orang tua, guru, atau konselor. Namun, teknologi ini bisa menjadi alat bantu yang kuat bila dikombinasikan dengan dukungan sosial yang memadai.

OpenAI sendiri menyatakan bahwa mereka akan terus bekerja sama dengan pakar independen untuk menyempurnakan model AI. Kolaborasi lintas disiplin ini diharapkan mampu menciptakan ekosistem yang lebih aman dan bermanfaat bagi pengguna di seluruh dunia.

Fitur kontrol orang tua di ChatGPT adalah respons langsung OpenAI terhadap kebutuhan mendesak akan keselamatan digital remaja. Dengan memberikan orang tua kendali lebih besar, menambahkan peringatan otomatis, serta mengembangkan router keamanan baru, perusahaan berupaya mengurangi risiko sekaligus memperkuat kepercayaan masyarakat.

Meskipun demikian, tantangan tetap ada. Kasus gugatan keluarga Raine menunjukkan bahwa satu kesalahan dari AI bisa berdampak fatal. Oleh karena itu, peluncuran fitur ini akan menjadi ujian penting bagi OpenAI dalam membuktikan komitmen mereka terhadap inovasi yang bertanggung jawab.

Dalam 120 hari ke depan, publik akan melihat sejauh mana janji ini dapat terealisasi. Dan lebih jauh lagi, bagaimana teknologi AI dapat benar-benar menjadi mitra yang aman, etis, dan bermanfaat bagi generasi muda.

Artikel Menarik Lainnya

WhatsApp